Senin, 29 Juni 2009

Analisa Teknikal

Analisis tehnical beranggapan bahwa analisa fundamental terlalu bervariasi dan pemakaiannya sulit diperhitungkan. Selain itu, informasi berita hanyalah penyebab dan bukan penentu arah pergerakan harga. Karena itu orang beranggapan bahwa cara analisis yang paling tepat adalah dengan mempelajari tingkah laku dari para pelaku pasar dan ini tercermin di dalam pola grafik harga.
Faktanya juga tidak ada perbedaan antara harga turun karena penawaran yang berlimpah atau karena tindakan sepihak dari industri keuangan yang menekan harga uang. Tidak ada pula perbedaan karena kondisi politik, pertimbangan ekonomi, atau likuidasi posisi beli investor untuk kebutuhan dana tunai.
Analisis technical mengamati pembentukan grafik harga dengan berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya. Sekalipun analis technical mempertimbangkan data-data statistik lainnya, namun perangkat utama analisis adalah pada grafik harga yang dianggap dapat memenuhi prediksi harga terkini dan kecenderungannya.

Tujuan pokok mengamati grafik adalah :
• Secepat mungkin menemukan kecenderungan harga
• Memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan itu
• Memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan keluar pasar
Bagi analis technical, berlaku semboyan “harga tanpa pergerakan cenderung bertahan (diam tanpa gerakan), sedangkan harga yang bergejolak cenderung akan tetap bergejolak”. Mereka berburu kesempatan isyarat perubahan harga dari keadaan diam menjadi bergejolak atau saat kecenderungan harga berbalik arah atau gejolak harga berakhir tanpa gerakan.
Pelaku yang selalu siaga akan mengamati setiap pergerakan harga agar berpeluang meraih keuntungan sewaktu harga naik atau turun. Jika membuka posisi beli, ia bersiap-siap mecari saat yang tepat untuk mengubahnya menjadi posisi jual. Perubahan itu bisa terjadi dalam hitungan menit hingga jam, tapi bisa juga memakan waktu lebih lama, misalnya berminggu-minggu hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Namun, kewaspadaan harus tetap terpelihara karena perubahan arah kecenderungan harga pasti akan terjadi jika saatnya tiba.
Dalam perkembangan investasi modern, nampaknya keputusan investasi lebih banyak mengandalkan analisis technical dari pada analisis fundamental, terutama untuk keputusan investasi jangka pendek seperti forex. Menurut Meyers (1994:3) ini terjadi karena pergerakan harga sekuritas bukan lagi secara random, melainkan secara berulang dan membentuk pola tertentu yang dapat diidentifikasi.
Definisi. Meyers yang banyak menggunakan aplikasi komputer dalam melakukan analisis technical dan banyak di kutip oleh majalah bisnis terkemuka, seperti Wall Street Journal, Financial Time, Fortune dan lain sebagainya mendefinisikan analisis technical sebagai studi tentang sekuritas secara individual dan pasar sebagai keseluruhan berdasar supply dan demand. Yang menjadi data utama dalam analisis technical adalah harga dan volume perdagangan historis. Atas dasar data ini dicoba di plot dalam suatu chart, yang bisa dilihat trennya.

Prinsip.
Sebelum menggunakannya dalam praktik, ada baiknya memahami prinsip-prinsip yang mendasari analisis technical ini. Diantara pakar memang, tidak ada saling kesepakatan mengenai jumlah prinsip yang harus dipenuhi. Namun, paling tidak ada tiga prinsip yang bisa digunakan sebagai patokan dalam memahami analisis technical, yaitu:
1. Refleksi semua kejadian. Segala sesuatu yang terjadi yang bisa mempengaruhi—baik yang rasional maupun irasional—sudah di refleksikan dalam harga yang terbentuk. Jadi, mengapa suatu index saham menguat atau melemah atau berada pada angka tertentu adalah suatu fakta yang tidak bisa diperdebatkan. Yang menjadi patokan para analis technical adalah “nilai” sesungguhnya suatu index saham adalah ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang tercermin pada index saham. Para analis tidak mempedulikan apa yang jadi pada penyebab perubahan permintaan dan penawaran—misalnya akibat inflasi—melainkan hanya peduli apa yang terjadi pada harga. Jika permintaan meningkat dan penawaran menurun atau tetap, maka harga akan naik, dan akan terjadi kebalikannya jika kondisinya berbalik.

2. Tren. Harga bergerak dalam suatu tren, dan tren ini tidak mungkin di manipulasi. Jika tren memang bergerak kearah naik, tidaklah mungkin membuatnya turun, kecuali dalam suatu titik tertentu akah terjadi puncak untuk kemudian berbalik arah (reversal). Untuk mempermudah pemahaman mengenai prinsip kedua ini, gerakan harga bisa dianalogikan dengan gerakan mobil. Jika kita mengemudikan mobil, maka kita akan memulainya dengan kecepatan minimal. Setelah memasuki arah yang dituju maka kecepatan mobil akan maksimal. Kemudian, untuk berbalik arah tentu tidaklah mungkin langsung membalik. Karena itu kita akan memperlambat laju mobil, kemudian secara perlahan berbalik arah. Index sahampun juga demikian. Awalnya Akan bergerak ke satu arah (naik atau turun), kemudian membuat sebuah tren. Tren ini akan terus berusaha menuju arah yang dituju (dalam analogi mobil kita, ditunjukkan dengan makin cepatnya mobil bergerak), sampai harga bergerak melambat dan memberi sinyal bahwa harga akan berbalik, sebelum akhirnya harga bergerak menuju arah sebaliknya. Di sini akan dimulai tren baru, dan rangkaian peristiwa perjalanan tren akan berulang kembali.

3. Selalu berulang. Aksi pasar (market action) selalu berulang. Artinya, para analis technical percaya bahwa setiap investor akan mengulangi tindakan yang sama jika kondisi pasar yang terjadi juga sama. Keadaan ini biasanya dipetakan dalam suatu diagram yang populer dengan sebutan chart (sehingga para analis teknikal sering juga disebut sebagai chartist). Chart itu akan membentuk suatu pola yang selalu berulang. Pola inilah yang dimanfaatkan para chartist untuk memprediksi gerakan harga dimasa mendatang. Banyak sekali bentuk pola ini, misalnya head and shoulder, flag, sideway dan masih banyak lagi.

Prosedur.
Analisis technical dilakukan dengan menggunakan grafik yang menjelaskan pergerakan harga dan value data pada masa yang lampau untuk meramalkan pergerakan harga pada masa yang akan datang. Grafik yang digunakan secara umum adalah grafik garis (line chart), batang (bart chart) dan candlestick chart.
Periode atau waktu yang pas bagi analisis teknikal adalah jangka pendek sampai panjang. Namun demikian, seperti telah disebutkan dalam definisi analisis technical, analisis technical lebih tepat digunakan untuk investasi jangka pendek. Namun demikian, bukan berarti analisis technical tidak bisa digunakan untuk menganalisis investasi jangka panjang. Pendek kata analisis technical bisa digunakan untuk menganalisis investasi jangka pendek, seperti hitungan jam atau menit, jangka menengah (harian), dan jangka panjang (mingguan dan bulanan).

Metode.
Setelah kita mengetahui prosedur analisis technical, sekarang bagaimana caranya melakukan analisis? Ada banyak metode yang digunakan para chartist dalam melakukan analisis technical. Bahkan, kalau Anda mau, bisa membuat sendiri metode khusus untuk investasi Anda sendiri. Namun, pada prinsipnya adalah menemukan pola pergerakan dari index saham yang kita transaksikan. Meskipun analisis technical bisa dilakukan secara manual, namun akan sangat membantu jika kita bisa menggunakan software yang banyak dijual di pasar. Ada banyak software yang bisa dipakai, namun yang paling populer adalah metastock. Di dalam software metastock ini terdapat banyak sekali metode yang dibuat standar. Kita bisa menggunakan salah satu diantaranya, atau melakukan modifikasi. Berikut disajikan contoh metode yang sudah standar.

1. Trendline
Metode ini memetakan pola pergerakan index saham dengan melihat tren dari pergerakan tersebut. Dalam metode trendline ini, ada tiga pola pergerakan, yaitu up trend, downt trend dan sideway.
Up trend (bullish market).
Pola ini ditandai keadaan dimana tren index saham sedang bergerak naik. Jika pola ini yang sedang berlangsung, kita dapat melakukan open position dengan beli (buy), dan kemudian menutup posisi dengan jual (sell). Keuntungan kita adalah selisih antara harga pada saat kita menutup posisi beli (saat menjual) dengan harga pada saat kita melakukan open position beli.

Down trend (Bearish Market).
Pola ini membentuk tren mata uang sedang bergerak turun. Jika pola ini yang sedang terjadi, kita dapat membuka posisi dengan jual lebih dulu (short selling), dan kemudian menutup posisi tersebut dengan beli (buy). Keuntungan kita adalah selisih antara harga pada saat kita menutup posisi jual (dengan membeli) dengan harga pada saat kita membuka transaksi dengan posisi jual.

Sideway.
Pola ini menunjukkan keadaan dimana tren index saham bergerak turun dan naik antara support dan resistant dalam satu periode tertentu. Ini disebabkan adanya market yang libur terutama market Jepang. Bila pola ini sedang berlangsung, posisi yang tepat untuk diambil adalah wait and see.

2. Support
Metode ini mendasarkan pada suatu batas bawah, yaitu sekelompok harga-harga terendah yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Sekelompok harga ini kemudian membentuk suatu kekuatan harga yang disebut support level yang sulit untuk dilalui oleh pergerakan harga masa berikutnya. Jika support level ini tertembus, maka harga akan cenderung menurun lebih dalam. Tapi support level ini mempunyai tingkatan-tingkatan, mulai support 1, support 2, support 3 dan seterusnya. Jika salah satu tingkatan tertembus, investor bisa menggunakan tingkatan berikutnya sebagai dasar untuk memantau pola pergerakan harga. Pada kondisi ini, posisi yang dianjurkan adalah open sell. Sebaliknya, jika, harga tidak mampu menembus support tingkatan berikut, besar kemungkinan terjadi reversal, harga menguat. Pada kondisi ini, posisi yang dianjurkan adalah open buy.

3. Resistant
Pola ini adalah kebalikan dari support, yaitu sekelompok harga-harga tertinggi yang terjadi beberapa waktu yang lalu dan membentuk suatu kekuatan harga yang disebut resistant level. Resistant level ini sulit untuk dilalui oleh pergerakan harga masa berikutnya. Seperti halnya support, resistant juga mempunyai tingkatan-tingkatan, dan kaidah yang berlaku juga sama, yaitu bila salah satu tingkatan tertembus, ada kemungkinan kecenderungan harga menaik terus berlangsung, mendekati tingkatan berikutnya. Bila pola ini yang terjadi, posisi yang dianjurkan adalah open buy. Sebaliknya, jika resistant level berikutnya tidak tertembus, ada kemungkinan terjadi reversal, harga berbalik arah, menurun. Jika pola ini yang terjadi, posisi yang dianjurkan adalah open sell.

4. Relative strength index (RSI)
Metode ini memberikan informasi seberapa besar tekanan jual atau tekanan beli terhadap posisi transaksi suatu index saham. Indikator RSI ini adalah antara 0% sampai 100%. Apabila RSI mendekati angka 20% atau sama dengan, atau lebih kecil, kondisi ini disebut oversold (terjadi tekanan jual). Posisi yang dianjurkan adalah open buy. Sebaliknya, apabila RSI mendekati 80%, atau sama dengan, atau lebih kecil, kondisi ini disebut overbought (terjadi tekanan beli). Posisi yang direkomendasikan adalah open sell.

5. Stochastic
Metode stochastic adalah mengukur seberapa dekat jarak harga suatu index saham—misalnya yang kita posisikan—terhadap rentang harga tertinggi dan terendah sekian periode yang lalu (misalnya, 10 hari lalu). Jarak ini dinyatakan dalam persen. Apabila stochastic mendekati 0-20%, atau sama dengan, atau lebih kecil, kondisi ini menjelaskan harga yang kita pasang mendekati harga terendah. Pada kondisi ini, posisi yang direkomendasikan adalah open buy, karena ada peluang harga akan mendekati harga tertinggi alias meningkat. Sebaliknya, apabila stochastic mendekati 80%, atau sama dengan, atau lebih kecil, kondisi ini menjelaskan harga yang kita kehendaki mendekati harga tertinggi. Pada kondisi ini posisi yang direkomendasikan adalah open sell. Apabila ditengah-tengah lihat data historis sebelumnya.

Kelebihan.
Dalam menganalisis, memang akan lebih baik jika seorang analis teknikal melengkapi dirinya dengan pengetahuan yang mencukupi mengenai analisis fundamental. Namun, situasi ideal ini tidak selalu bisa terpenuhi. Alasannya, berangkat dari anggapan para analis teknikal bahwa analisis fundamental hanya akan memberikan keuntungan jika investor mampu mendapat informasi terbaru lebih cepat dari investor lainnya dan mampu mengolah informasi itu secara cepat dan benar. Sayangnya, sebagian besar investor tidak memiliki akses informasi terbaru tersebut. Apalagi secara konsisten. Kalaupun mempunyai akses, belum tentu mampu mengolahnya secara cepat dan benar. Karena itu para analis technical mengklaim bahwa keunggulan analis technical adalah tidak terlalu tergantung pada laporan kondisi suatu negara, yang menjadi sumber dari analisis fundamental.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar